Cinta memang harus diperjuangkan untuk dimiliki tapi
tidak berarti setiap cinta bisa dimiliki. Ada bagian dimana cinta itu harus
dilepaskan dan tentu saja diikhlaskan. Tapi, bukankah cinta memang seharusnya
diperjuangkan? sampai tiba saatnya kita tahu keputusanya entah itu bertepuk
tangan atau justru bertepuk sebelah tangan? Iya bener
tapi kan cinta itu bukan hanya memperjuangkan melainkan saling memperjuangkan.
Yakan..
Sebut saja Mawar (nama jelas disamarkan biar gak banyak yang naksir)
adalah sahabatku yang udah jomblo cukup lama tapi jelas tetep ga ada yang
bisa ngalahin masa kejombloanku. Yaudah gausah bahas jomblo karna itu sangat sakral buat manusia-manusia yang fakir asmara. Si mawar ini punya kisah cinta yang baru, fresh
dan seger yang pastinya bisa aku jadiin sasaran empuk buat dibikin postingan di
blog. Kisah cinta barunya adalah kisah cinta yang pasif, dalam diam dan dalam
kepura-pura tidak tahu-an. Sekali lagi, kisah cinta barunya
adalah kisah cinta yang pasif, dalam diam dan dalam
kepura-pura tidak tahu-an.
Alkisah, si Mawar menyukai Cowok tamvan (Nama disamarkan
juga) , dia berjuang mati-matian buat bisa deket dengan Cowok tamvan. Banyak
hal yang dia lakuin, mulai dari nge-add FB, nge-like postingan-postingannya,
stalking, bikin postingan status buat si Cowok tamvan dll. Dengan harapan si
Cowok tamvan sedikit memberikan notice kepada si Mawar.
Sedikit berhasil memang, karna mereka berdua sekarang saling spam like tiap
hari. Yah walaupun sampai sekarang pun si Cowok tamvan gak memberikan notice yang
lebih lagi: misalnya minta nomer hp. Tapi itu udah ngebuat si Mawar nge-fly
tinggi banget sampe enggak mau turun padahal sayapnya sedikit demi sedikit
mulai terkikis dan rapuh karena harapan-harapan kosong yang dia ciptakan
sendiri.
Selalu begitu, stalking
facebook kemudian menyimpulkan sesuatu dengan sendirinya, menumbuhkan harapan
dengan sendirinya dan pada akhirnya hancur bersama kesimpulan dan harapan itu
sendiri. FYI ini seperti menyiksa diri sendiri. Udahlah turunlah .. Bumi
tempatmu berpijak nak.