Perempuan
itu rupanya sedang menangis, bukan menikmati hujan yang turun tepat di atas
kepalanya.
Perempuan
itu rupanya terlalu asik bersama hujan, tapi bukan menikmatinya.
Entah sudah
berapa lama ia bersenang-senang dengan hujan.
Air mata
luruh bersama gemuruh. Badan menggigil. bibir membiru. dia sudah layu.
Membiasakan
diri terhadap yang menyakiti. Se-bo-doh itu?
Mungkin
sebentar lagi perempuan itu akan berhenti menari. Dan memang seharusnya
pemberhentian itu sudah ia lakukan sedari tadi. eh bukan, sedari dulu maksudku.
Tapi nampaknya perempuan itu enggan meninggalkan hujan. Wajahnya lesu ketika
diburu untuk berlalu. Adakah yang salah? Adakah yang direbut oleh sang hujan
darinya? Adakah sesuatu yang memaksanya untuk tertahan?
Perempuan
itu, sungguh aku tak mengerti pola pikirmu. Yang kutahu kau memaksakan dirimu.
Kau seolah seseorang yang sedang bertahan pada sesuatu yang harusnya kau
lepaskan. Perempuan itu, beranilah mengikhlaskan. Percayalah, kala hujan
berhenti, pelangi sudah menanti…….