Aku pernah begitu mencinta. Hingga rasa terluka yang luar biasa menyapa
Sampai merasa sendiri selalu lebih baik dari berdua
Sampai merasa "Bersama" adalah hal yang percuma karena nantinya juga diluka lalu tak bahagia
Begitu seterusnya
Asumsi kekhawatiran benar-benar semakin gila
Merengkuh semua damai, menghancurkannya hingga berai tercerai
Luka terus menganga. Bahagia terasa sulit dirasa
Aku semakin berteman dengan sedemikian rupa kenangan yang menyiksa perasaan
Aku semakin erat dengan rasa sakit yang terus kubiarkan mengikat
Aku semakin terbiasa dengan duka. Luka. Lara. Terhina. Terdua. Terbuang sia-sia
Aku adalah manusia yang memeluk luka dengan seluruh raga
Dan aku.. semakin sulit percaya bahwa aku bisa baik-baik saja
Sampai merasa sendiri selalu lebih baik dari berdua
Sampai merasa "Bersama" adalah hal yang percuma karena nantinya juga diluka lalu tak bahagia
Begitu seterusnya
Asumsi kekhawatiran benar-benar semakin gila
Merengkuh semua damai, menghancurkannya hingga berai tercerai
Luka terus menganga. Bahagia terasa sulit dirasa
Aku semakin berteman dengan sedemikian rupa kenangan yang menyiksa perasaan
Aku semakin erat dengan rasa sakit yang terus kubiarkan mengikat
Aku semakin terbiasa dengan duka. Luka. Lara. Terhina. Terdua. Terbuang sia-sia
Aku adalah manusia yang memeluk luka dengan seluruh raga
Dan aku.. semakin sulit percaya bahwa aku bisa baik-baik saja
– farichatus s
di Kampung Halaman, 2019
Tidak ada komentar:
Posting Komentar